Wulan adalah seorang gadis lulusan ESP sebuah universitas negeri terkemuka di Palembang. Tubuhnya langsing dan padat. Rambutnya pendek ala Demi Moore. Ia sangat gemar memakai pakaian ketat dan jins ketat. Banyak teman laki-lakinya yang berhasrat menggagahinya. Salah satunya adalah Romi.
Wulan memang cukup supel dalam bergaul dan sedikit genit. Suatu malam Wulan minta Romi mengantarnya ke suatu acara. Dan Romi tahu inilah kesempatan terbaiknya. Ia telah mempersiapkan segalanya, termasuk obat perangsang yang sangat kuat, dan sebuah tustel. Maka malam itu sepulang dari acara sekitar jam 9 malam, Romi sengaja mengambil jalan memutar lewat pinggiran kota yang sepi.
Wulan terkejut merasakan sesuatu terjadi dalam tubuhnya. Ia merasa terangsang, sangat terangsang. Wulan tak tahu Romi sudah mencampur minumannya dengan obat perangsang dosis tinggi. Lelaki itu tersenyum melihat Wulan gelisah. Tiba-tiba Romi menghentikan mobilnya ditepi jalan yang sepi.
"Wulan, kau mau ini??" Romi tiba-tiba menurunkan retsletingnya, mengeluarkan penisnya yang telah mengeras dan membesar. Wulan menatapnya terkejut, tubuhnya lemas tak berdaya, "J.. Jaangan. Romi. Aku.. Harus balik."
Romi menarik kepala Wulan, menundukkan gadis itu, menghadapkannya pada penisnya. Wulan tak bisa menguasai dirinya, langsung membuka mulutnya dan segera saja Romi mendorong masuk penisnya ke dalam mulut Wulan.
"Akhh.." Romi mengerang nikmat.
Wulan menangis tak berdaya menahan gejolak nafsunya. Romi mulai menggerakkan kepala Wulan naik turun, mengocok penisnya dengan mulutnya. Suara berdecak-decak liur Wulan terdengar jelas. Tiba-tiba Romi menjambak rambut Wulan hingga Wulan tersandar kembali ke jok.
"Sudah..! Romi!! Sudah..!" Wulan menangis sesenggukan, terengah-engah.
Tubuhnya lemas. Romi dengan cepat menarik kaos ketat Wulan hingga lepas. Dada Wulan yang kencang menculat keluar. Kemudian Wulan ia menurunkan retsleting jinsnya dengan tak sabar, memelorotkannya hingga lepas. Tubuh Wulan yang langsing dan sintal itu kini hanya dibalut bra dan celana dalam katun hitamnya. Membuat Romi semakin bernafsu.
"Oii Wulan, kau ni seksi nian. Aku ingin nelanjangi kau.."
Romi menarik Wulan dan melentangkannya di jok belakang kijang itu. Wulan hanya mampu manangis sambil terengah engah. Romi menarik celana dalam Wulan dengan cepat, kemudian menarik putus branya. Wulan telanjang bulat. Kemudian Romi mengambil sebuah tustel dan memfoto Wulan beberapa kali. Romi membukai pakaiannya sendiri dengan bernafsu.
Wulan terus menangis tak berdaya melihat kemaluan Romi yang besar dan panjang. Romi mulai mengangkangkan kaki gadis itu kemudian menindihi Wulan dengan bernafsu. Payudara Wulan yang kejal dan kencang disedot-sedotnya hingga tubuh Wulan menggeliat geliat tak menentu.
"Ahh.. R.. Romi.. S.. Sudahh.. Jangan.."
Melihat Wulan menggeliat-geliat, menangis tak berdaya antara menikmati dan ingin berontak membuat Romi semakin bernafsu. Sementara mulutnya sibuk mengulum mulut Wulan, Romi mengarahkan batang penisnya ke bibir vagina Wulan. Wulan hampir menjerit ketika tiba-tiba Romi menekan pinggulnya keras, batang penisnya yang panjang dan besar masuk dengan paksa ke dalam tubuh Wulan. Romi mulai menggenjot gadis itu. Kedua tangan Wulan ditekannya di atas kepala Wulan di atas jok, sementara ia mengayun, menyetubuhi Wulan dengan kasar dan bersemangat.
"Ohhs.. Shh. Oh. Wulan. Luar biasa.. Ssh.." Romi mendesis desis nikmat.
Wulan hanya bisa menangis tak berdaya, tubuhnya terguncang-guncang kasar, kijang itu terasa ikut berderit-derit bergerak mengikuti gerakan mereka berdua. Tiba-tiba Wulan merasakan seluruh tubuhnya mengejang dalam kenikmatan. Wulan mengerang dan menjerit keras, kemudian lemas. Ia orgasme. Sementara Romi tidak peduli terus menggenjot Wulan dengan bernafsu. Batang penisnya basah kuyup oleh cairan vagina Wulan yang mengalir deras.
Romi berhenti bergerak kemudian membalik Wulan, menengkurapkankannya.
"Sss.. Sudah Romi. Sss sudah.. Jangan."
Wulan hanya bisa memohon dan menangis pasrah.
Romi tidak peduli, ia mulai membukai lubang anus Wulan dengan jari-jarinya.
"Aku ingin nyodomi kau Wulan.. Tahan." Romi terengah-engah bernafsu.
Wulan menahan nafas ketika dirasakannya kepala penis Romi yang besar mulai memaksa membuka lubang duburnya yang sempit.
"AAKKHH!! Ampunn. R.. Romi.. AkhhH!! SAKIT!!" Wulan meronta hingga Romi terjatuh dari jok.
Secara reflek Wulan membuka pintu mobil dan berlari keluar, namun perih di selangkangannya membuatnya limbung dan tersungkur di semak belukar. Mereka berada dipinggiran kota Palembang yang gelap dan penuh belukar. Romi segera menyergap dari belakang, memiting tangan Wulan kemudian mengikatnya. kemudian menyusul kedua kakinya. Wulan tertelungkup tak berdaya, menangis memohon,
"Ampun Romi.. Jangan.."
Tanpa menunggu lagi Romi kembali menindih punggung Wulan, kemudian memaksakan penisnya masuk ke lubang dubur Wulan.
"AKHH!!" Wulan menjerit kesakitan ketika Romi mendesak masuk, senti demi senti.
"Nikmati bae Wulann.. H!" Tiba-tiba Romi menekan dengan keras, membuat seluruh batang penisnya masuk ke dubur gadis itu.
Tubuh Wulan mengejang kesakitan. Pandangannya berkunang-kunang menahan sakit. Walaupun penis Romi sudah dibasahi cairan vaginanya, masih tetap terasa seret dan kesat. Kini Romi mulai mengeluarmasukkannya, dan setiap ia bergerak tubuh Wulan mengejang kesakitan. Wulan menangis dan mengerang kesakitan, namun hal itu malah membuat Romi semakin bernafsu menyodominya dengan kasar. Akhirnya Wulan lemas dan hanya bisa merintih kesakitan. Wulan di sodomi ditepi jalan, diatas semak belukar.
Tiba-tiba sekelebat cahaya senter membuat Romi yang tengah bernafsunya berhenti.
"Hei! Lagi ngapain itu!!" Tiga orang bertubuh tegap muncul.
Romi segera mencabut penisnya kemudian berdiri. Wulan ambruk kesakitan. Wulan hanya dapat melihat keempat lelaki itu berbicara tak jauh darinya, menunjuk-nunjuk dirinya sambil tersenyum-senyum. Tiba-tiba Romi menarik tubuh Wulan, mendudukannya, sementara ketiga orang tadi tiba-tiba membuka celana masing-masing.
"Tolong Pak. Aku diperkosa lanang inii!!" Wulan memohon mohon.
Tapi salah seorang dari orang itu tiba-tiba menjambak rambutnya kemudian mengarahkan penisnya kemulut Wulan.
"Aku dak peduli! Sekarang kulum punyo aku ini! kalau tidak kutembak disinila!!"
Wulan menangis ketakutan, ketiga orang itu malah minta jatah. Dengan terpaksa Wulan mulai mengulum dan mengemut batang penis milik orang itu, sementara dua rekannya dan Romi mendekatinya.
Orang itu menarik kepala Wulan lepas dari penisnya. Penisnya sudah menegang penuh, besar dan panjang. Mereka membentang terpal ditepi jalan, kemiWulan orang itu melentangkan tubuhnya. Temannya mengangkat tubuh Wulan dan mengangkangkannya diatas rekannya tadi. Ketika penisnya tepat berada di vagina Wulan, mereka menarik tubuh Wulan hingga penis orang itu masuk dengan lancar ke selangkangan Wulan.
Wulan menangis ngilu dan perih. Wulan ditengkurapkan. Sementara vaginanya terus dipompa dari bawah, seseorang dari mereka memaksa Wulan membuka mulutnya dan mengulum penisnya. Kepalanya dipegang erat-erat kemudian digerakkan maju mundur dengan kasar. Sementara yang satu lagi meremas remas kedua payudara Wulan, memilin-milin putingnya yang coklat dan runcing. Romi tiba-tiba berlutut di belakang Wulan, kemudian kembali memaksa masuk ke dubur Wulan. Tubuh Wulan menegang dan mengejang kesakitan. Jeritannya tertahan karena mulutnya tersumbat penis.
Wulan hanya bisa menangis dan mengerang merintih tertahan. Romi mulai memompa dubur Wulan dengan bernafsu. Bergiliran dengan orang yang memompa vaginanya dari bawah. Tiba-tiba Romi mengerang dan menekankan penisnya sedalam-dalamnya ke dalam anus Wulan, bersamaan dengan itu Wulan dapat merasakan semburan spermanya mengisi duburnya. Belum sempat Wulan bernafas normal, seorang yang tadi sibuk dengan payudaranya menggantikan posisi Romi, menduburinya dengan kasar, dengan bantuan sisa sperma Romi di anusnya. Peluh sebesar jagung mengalir disekujur tubuh Wulan, bercampur dengan peluh pemerkosanya.
Romi mengambil tustel di mobilnya kemudian memfoto adegan Wulan yang diperkosa tiga lelaki bersamaan, disemua lubang ditubuhnya, vagina, anus dan mulutnya. Wulan yang telanjang bulat tengkurap diatas pemerkosanya yang memeluknya erat, sementara seorang lagi yang tengah mengerjai duburnya dengan semangat mencengkeram pinggulnya, dan seorang lagi menjambak rambutnya memaju mundurkan kepalanya, memaksa Wulan mengulum penisnya.
Hingga tiba-tiba kepala Wulan dipegang erat, penis dimulutnya dimasukkan hingga ke tenggorokannya, kemudian cairan sperma mengalir deras mengisi rongga mulutnya.
"Telenn!! Semua! Cepat! Aakhh!" Wulan gelagapan tak bisa bernafas terpaksa menelan semua cairan kental itu. kemudian lagi-lagi cairan sperma memuncrat mengisi dubur dan vaginanya. Wulan pingsan. Ketika sadar ia sudah didalam mobil, berpakaian lengkap, Romi menyeringai disebelahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar