"Hehehe...makin cantik aja kamu manis..abang kangen nih..." gumam Joni. Dia adalah pimpinan preman yang memperkosa Diana dulu ketika gadis cantik itu tengah meliput kompleks lokalisasi.
Seharusnya dia masih dipenjara, namun dia berhasil melarikan diri. Selama di penjara Joni mengikuti terus acara Diana, hal ini menjadi salah satu alasan ia kabur. Ia selalu merindukan kehangatan tubuh gadis itu, jeritan dan tangisannya. Ia membayangkan membawa Diana ke suatu tempat memperkosanya habis-habisan, dan mendengar lagi jeritan dan tangisan si cantik ini.
Demi keamanan Diana kini tinggal di sebuah apartemen, namun hal itu bukan halangan bagi penjahat profesional seperti Joni. Ia berhasil menyusup masuk ke apartemen tempat Diana tinggal. Dia tinggal menyamar menjadi kurir atau pengantar surat atau apapun itu.
Kini ia telah berdiri di depan pintu apartemen Diana, dengan waktu singkat ia berhasil membuka kunci apartemen tersebut, dan menguncinya kembali agar tak ada yg curiga. Masih ada waktu beberapa jam sebelum Diana pulang kerja dari stasiun TV. Tempat itu cukup luas, jendela kamarnya menampilkan pemandangan kota. Dengan kursi dan sofa menghadap jendela, dan meja yg cukup besar dan indah di tengahnya. Joni membayangkan tubuh telanjang Diana terbaring disana, sementara dia memperkosanya, Diana menjerit dan memohon dan mungkin menangis. Penis joni langsung menengang membayangkan hal tersebut.
Joni memasuki kamar tidur Diana, wangi harum khas kamar wanita segera semerbak. Joni tersenyum melihat kasur Diana mempunyai kaki-kaki di setiap sudutnya. Ia membayangkan mengikat Diana di situ, dengan kaki dibentangkan lebar, menanti penisnya menerobos. Dia menaruh tasnya yg berisi tali dan beberapa dildo yg dia dapat dari kawannya. Malam ini ia akan berpesta dengan Diana, gadis cantik, pembawa acara favorit indonesia. Joni pun tertawa, ia bahkan sudah menyiapkan senjata untuk mengancam korbannya.
Joni segera menanggalkan seluruh pakaiannya, dan besembunyi di balik kamar tidur Diana dengan pisau siap di tangan. Joni mendengar suara kunci pintu dibuka dan suara langkah kaki menuju kamar ini. Diana tanpa curiga memasuki kamarnya, dengan gerak cepat joni menangkap Diana dari belakang dan menodongkan pisaunya ke leher Diana.
"Hai...cantik..masih ingat abang ...?" kata Joni. Seluruh tubuh Diana mendadak lemas, ia tentu saja tak akan pernah melupakan suara itu seumur hidupnya. Diana pun bisa merasakan jika Joni tidak berpakaian, penisnya menusuk-nusuk belakang tubuh Diana.
"Jangan..tidak...." Diana mulai memohon, air mata mulai mengalir di pipinya, mimpi buruknya yang dulu akan terulang lagi.
"Jangan..? Hehehe.." kata joni menikmati ketakutan Diana. "Hari ini kita akan bersenang-senang seperti dulu sayang..."
Diana bagai terkena aliran listrik saat tangan Joni mulai meraba raba tubuhnya, bergerak dari pantat ke buah dada, meremasnya kuat. Penis joni terasa kian mengeras menekan pantat Diana. Bayangan saat diperkosa dulu akan kembali menjadi kenyataan, apalagi ia menyadari jika apartemen ini kedap suara, dibuat untuk kenyamanan, namun siapa sangka hal itu malah jadi petaka bagi Diana.
Sebenarnya Diana sudah tak punya hasrat untuk melawan, ia hanya bisa pasrah dan berharap Joni tidak menyiksanya dan segera pergi setelahnya. Joni mendorong Diana terjatuh ke kasur, Diana terpekik melihat Joni sudah telanjang bulat.
"Ingat sayang..kalau kamu menurut kamu tidak akan apa apa..tapi kalo macam macam gue bisa nyiksa kamu sampe puas..paham...?" Diana hanya mengangguk pasrah.
"Bagus..sekarang..buka baju kamu...ayo cepat......."
Dengan perlahan Diana membuka blazernya. Buah dadanya tersembul dibalik branya, membuat joni menelan ludah.
"Sekarang branya juga buka..ayoooo..."
Dengan terpaksa Diana membuka bra nya, melemparnya ke lantai, dan dengan cepat menutup buah dadanya dengan kedua tangan.
"Apapan sih...ayo..turunkan tangannya..." perintah Joni.
Diana dengan perlahan menurunkan tangannya, memperlihatkan buah dadanya dengan putingnya yg mengeras karena terkena udara dingin.
"Hehehehe..pemandangan yang indah..sekarang bawahnya ayo......"
Diana patuh mengikuti perintah joni kini, ia telanjang bulat di tempat tidurnya. Mata joni terbelalak melihatnya, dua tahun ia tak pernah melihat perempuan, kini perempuan cantik pasrah telanjang dihadapannya.
Joni bergerak mendekat, penisnya diacungkan ke wajah Diana yg terduduk di kasur.
"Masukin ke mulut..ayo.....jangan sampai gue main keras ya...."
Diana menatap wajah Joni berharap ada belas kasihan harapan yang sia-sia. Dengan terpaksa Diana memasukan penis itu ke mulutnya, "ayo..jilati..isep..kayak dulu..."
Dengan patuh Diana menjilati dan mengulum penis Joni, walau dengan air mata bercucuran. Sementara Joni tertawa penuh kemenangan sambil tangannya tak lepas dari buah dada yg ranum itu.
Tak lama joni merasa akan keluar, ia tarik penisnya dan menyiramkan spermanya ke wajah Diana, sehingga gadis cantik itu gelagapan.
"Hahahaha....obat awet muda sayang.....hahahaha..."
Diana menangis karena merasa terhina, namun ia agak "beruntung" karena ia tidak melawan, maka segala siksaan yang direncanakan Joni sebelumnya tidak dijalankan.
"Ayo..berbaring..." perintah Joni, yg diikuti patuh oleh Diana. Setelah Diana berbaring, jJoni leluasa menjelajahi buah dada montok Diana, dia remas, jilat dan hisap penuh nafsu.
"Eehhh...ahhhhhh..uuhhh...." Diana hanya bisa mengerang. Joni terus menghisap dan meremas buah dada Diana sampai ia merasa penisnya sudah siap tempur kembali. Joni menarik Diana ke depan dan menyuruh Diana telungkup di meja besar di depan.
"Oooh..tidakk..jangan..lakukan apa saja..asal jangan di sana....." Diana ketakutan sadar apa yang akan terjadi. PLAKKK!!! sebuah tamparan membuat Diana limbung. Joni segera mengatur posisi Diana sebelum gadis itu sadar, dan menerobos pantat Diana dengan penisnya.
"AAAAAAAHHHKKK........." jerit Diana kesakitan. Joni kemudian menggenjot pantat Diana diiringi jerit kesakitan Diana, sesuai dengan bayangannya tadi. Setelah puas, kini giliran posisi Diana di atas, sementara Joni terbaring di sofa.
"Aaahh...ahhh..ahhhh..ahhh..." erang Diana.
Dan lagi lagi setiap orgasme, Joni menyemburkna spermanya di wajah Diana. Malam itu Diana menjadi budak sex Joni, ia harus melayani Joni bak seorang pembantu. Ia harus membuatkan makanan untuk Joni dan tidak boleh berpakaian, belum lagi Joni dengan nyaris tanpa henti semalaman menyetubuhi Diana.
Baru menjelang siang keesokan harinya Joni menghentikan aksinya. Diana bernafas lega karena ia diizinkan joni untuk berpakaian, namun itu tak membuat mimpi buruknya berakhir.
"Cepat...kamu ikut aku....ayo......." paksa Joni.
"Kemana..jangan...ampun......" Diana memohon bahkan berlutut.
"Aaah..ayo...atau mau gue main kasar..hehee...kita bulan madu sayang... hehehee...."
Dan hari itu Joni dengan paksa membawa Diana pergi ke suatu tempat, suatu tempat yg Diana yakin tak akan lebih baik dari sekarang.......

Tidak ada komentar:
Posting Komentar