Umur saya saat ini 23 tahun saya sudah 2 tahun menikah dengan suami saya mas Aries. Saat ini mas Aries berumur 34 tahun, umur kami memang terpaut cukup jauh. Pernikahan kami adalah pernikahan yang diatur. Hmmm maksudnya dijodohkan.. tapi bukan berarti saya tidak sayang terhadap mas Aries. Dia orang yang sangat humoris.. kehidupan sex kami juga lumayan bagus walau menurut saya dia sangat konservatif. Satu-satunya kebiasaan yang rada tidak konservatif adalah dia senang merekam adegan kami saat bercinta denagn menggunakan handycam walau saya sering protes sebab yang terlihat utuh hanya saya sedang dia hanya terlihat dari leher ke atas (curang).
Untuk sekedar gambaran, saya sering membanggakan kulit saya yang sangat putih saya mengunakan bra berukuran 34C Tinggi saya 155cm dan berat 44kg. Buah dada saya lumayan membulat dengan puting berwarna kemerahan dan cukup panjang menonjol sebesar ruas pertama kelingking saya. Bentuk pantat saya padat namun tidak terlalu besar. Saya tidak pernah merasa memiliki wajah yang terlalu cantik walau banyak teman yang mengatakan saya pantas jadi model. Ada teman saya yang sinis mengatakan kenapa saya dijodohkan dengannya, sebab mas Aries nggak laku hingga berumur 32 tahun belum menikah. Sehingga harusnya dijodohkan dengan saya yang jauh lebih muda. Suatu pernyataan yang sama sekali tidak benar. Kalau mas Aries mau, pasti banyak yang mau menikah dengannya. Selain pendidikannya lumayan tinggi, kaya, dia lumayan ganteng dan orangnya baik serta humoris, tapi dia terlalu sibuk dengan sekoahnya lalu dilanjutkan dengan kariernya. Dua tahun lalu pernikahan kami dipercepat karena mas Aries harus bertugas di Korea dengan kontrak kerja selama 5 tahun. Jadilah kami menikah kemudian berangkat ke Korea.
Di Korea kami tingal di sebuah kota industri dan mas Aries adalah satu-satunya tenaga ahli yang berasal dari Indonesia. Namun kami tinggal di sebuah apartement di semacam komplek milik perusahaan. Mas Aries sendiri sebagai tenaga ahli sering sekali pergi ke luar kota tempat kami tinggal selama beberapa hari. Selain ppartement, terdapat juga beberapa bangunan untuk mess bagi karyawan dengan grade yang lebih rendah. Dan kebetulan banyak terdapat TKI yang bekerja disana umumnya mereka bekerja sebagai cleaning service atau buruh pabrik di perusahaan itu (nasib anak bangsa hihihi). Mungkin kalau kita tinggal di Indonesia kita kurang perhatian dengan tetangga yang status kelasnya jauh dari kita, tetapi sebagai sesama perantau di negri asing mas Aries sering sangat bersikap ramah ke para cleaning service dan buruh itu dengan mengundang mereka main ke apartement kami yang walaupun sempit namun tetap jauh lebih besar dari mess mereka.
Yang paling sering datang adalah dua orang cleaning service bernama mas Mantri dan mas Hari. Mas Mantri tubuhnya gempal tidak gendut namun lumayan, kulitnya hitam, tampangnya nakal. Sedangkan mas Hari.. hmmm nggak beda jauh sama Tukul yang lagi populer di Indonesia, tapi orangnya sangat pendiam. Mas Mantri menurut penilaian saya sangat menyebalkan sebab sering menatap saya seolah-olah serigala yang menatap seekor anak kelinci. Saya suka bilang ke mas Aries tapi kata dia, "biar aja, mungkin karena kamu cantik dan istri mas Mantri ditinggal di Indonesia." Tetapi tetap saja saya suka risih dan tidak suka dengan tatapan liar matanya.
Hari itu kembali mas Aries ditugaskan untuk melakukan kunjungan rutin selama seminggu keluar kota meninggalkan saya sendirian di apartement. Sebenarnya ini sangat menyiksa saya. Bahasa Korea saya sangat jelek dan tidak seperti di Indonesia yang masyarakatnya sok tau, di Korea jika seseorang tidak benar2 fasih berbahasa Inggris maka dia tidak mau berbahasa inggris (menyebalkan….). Selain itu saya tidak tahu harus kemana kalau tidak bersama mas Aries. Apalagi hari itu hari Sabtu dimana biasanya penghuni komplek itu rata-rata pergi berakhir pekan. Entah hanya ngobrol-ngobrol di pusat tongkrongan di pusat kota atau ketempat hiburan lain. Akhirnya seperti setiap kali mas Aries pergi selama beberapa hari, saya hanya bisa berdiam diri di apartement. Namun hari itu setelah bosan menonton TV tiba-tiba terbersit di otak saya keinginan untuk menonton adegan persetubuhan kami kembali yang telah direkam oleh mas Aries.
Setelah saya mengambil dari tempatnya biasa disimpan (kami biasanya hanya menonton sekali setelah itu disimpan begitu saja). Saya siap menyalakan CD nya…. tapi tiba-tiba ada rasa keinginan kuat untuk menonton CD itu dalam keadaan … tanpa busana.. telanjang. Kemudian setengah berlari karena diliputi perasaan yang aneh yang mengairahkan saya berlari ke kamar untuk melepaskan semua pakain saya. Dan kemudian dalam keadaan bugil saya berjalan kembali keruang tamu yang merangkap ruang keluarga dengan masih diliputi gairah yang aneh kemudian sebelum saya menyalakan CD nya saya menyingkirkan semua benda yang dapat saya gunakan menutupi ketelanjangan saya mulai dari taplak meja, bantalan kursi hingga majalah hanya menyisakan satu buah bantal…entah kenapa itu saya lakukan. Akhirnya saya mulai menonton CD adegan cinta kami, disitu mas aries tidak terlihat wajahnya namun saya terlihat jelas seluruhnya mungkin karena mas Aries melakukan adegan itu sambil memegang kameranya. Saya begitu terangsang hingga tangan saya tanpa sadar mulai memelintir-gelintir puting saya dan mempermainkan itil saya. Rasanya begitu nikmat eaouuuh… cairan vagina saya mulai banjir…
Tiba-tiba bel apartement saya berbunyi. Saya begitu terkejut. Saya segera bangkit dan mengintip dari lubang pintu. Saya lihat mas Mantri dan mas Hari didepan pintu. Pikir saya mau apa sih mereka, bukannya mereka tahu kalau mas Aries hari ini keluar kota. Saat itu tubuh saya dalam keadaan bugil dan cairan vagina yang mengalir sedikit di sela sela paha.
Saya berusaha diam agar mereka pergi karena mengira saya tidak ada di tempat. Tapi mereka tidak pergi-pergi bahkan terus menerus menekan bel sehingga ribut sekali didalam apartement bahkan mereka mulai mengetuk-ngetuk pintu. Akhirnya saya membuka pintu sedikit dengan harapan mereka tidak melihat ketelanjangan saya. Saya menjulurkan kepala saya dan menyembnyikan tubuh saya di balik pintu.
“Pagi mba Anggie,” sapa mereka.
“Pagi mas Mantri, mas Hari ada perlu apa ya pagi-pagi? Mas Ariesnya sedang keluar kota…” jawab saya dengan harapan mereka segera pergi.
“Kami tahu kok mba. Kami mau ketemu mba Anggie saja buat ngobrol-ngobrol″ jawab mas Mantri sambil memandang aneh dan berusaha melihat kedalam.
Saya merasa risih dengan pandangan matanya apa lagi kali ini saya dalam keadaan bugil saya takut dia tahu.
“Jangan sekarang ya mas Mantri, saya sedang nggak bisa,” jawab saya dengan harapan mereka segera pergi.
“Wah nggak ah mba, saya tahu mba kesepian kalau lagi ditinggal mas Aries,” jawabnya lagi. “Kita cuma mau temenin ngobrol sambil bersenang-senang sedikit.”
‘Bersenang-senang?′ tanyaku dalam hati, apa maksudnya…
“Lain waktu aja deh mas, saya lagi nggak sempat,” jawab saya ketus mulai jengkel. Sayapun hendak menutup pintu, tapi alangkah kagetnya saya ketika mendapati pintu diganjal oleh kaki mas Mantri.
“Masa mba tega ngebiarin kita kedinginan diluar sini?” Kebetulan saat itu adalah akhir musim gugur. Saya berusaha mendorong pintu itu sekuat tenaga sehingga tanpa sadar posisi berdiri saya bergeser sehingga ketelanjangan saya langsung terlihat oleh mereka.
“Wuihhh liat Rii, mba Anggie bugil… ” katanya setengah berteriak menyebabkan saya terkejut dan kehilangan kontrol atas pintu.
Mas Mantri kemudian menerobos masuk diikuti mas Hari yang langsung segera menutup kembali pintu di belakangnya sementara saya terhuyung kebelakang dengan berusaha menutupi dada dan vagina saya.
“Rii.. liat jembutnya lebat banget.. Wah mba Anggie ngapain bugil-bugilan kaya gini. Mau menyambut kita ya…. Wah, Ri, liat dia lagi nonton bokep...” katanya merepet.
Saat itu saya baru sadar saya tidak mematikan CD adegan cinta kami.
“Mas Mantri…mas Hari apa-apaan ini. Cepat keluar, kalau tidk saya akan berteriak,” kata saya tapi dengan cepat mas Mantri menangkap saya dan mendorong saya sehingga saya terjengkang ke belakang.
Kemudian dia meraih pinggul saya dan merengkuh saya dari belakang dalam posisi duduk dan dengan nakalnya tangan kirinya dia meremas buah dada saya dan tangan kananya meraba vagina saya.
“Ri….memeknya sudah basah nih…” yang diajak ngomong tidak banyak bicara hanya tersenyum kemudian mengalihkan pandangannya ke alah televisi yang sedang menayangan CD pribadiku.
“Mba pantas ya jadi bintang bokep,” katanya… “handycamnya ditaruh dimana mba? Di kamar ya?” katanya lagi sambil ngeloyor kekamar tidurku.
Sementara saya terus berontak. Tapi posisinya malah bertambah sulit mengingat ukuran badan mas Mantri. Sekarang saya berada di pelukannya dan mulut mas Mantri mengulum pentil saya yang besar. Walau saya terus berontak tapi hal ini membuat saya sangat terangsang. Tapi saya tetap berontakk…
Mungkin karena kesal mas Mantri tiba-tiba memukul perut ku tepat di ulu hati. Saya langsung sesak napas
“Kalau mba Anggie nggak berhenti berontak saya bisa lebih keras. Sekarang mau menikmati apa menderita?” katanya, tapi saya tidak bisa menjawab saya sesak napas. Mata saya berkunang-kunang. Saya mulai menangis.. tubuh saya lemas…
“Bagus …” katanya dan dia pun menindih saya dan mulai kembali mengulum dan mempermainkan pentil saya.
“Mba pentilnya gede juga ya…” Lalu setelah dirasa saya tidak banyak berontak dia mulai turun dan mempermainkan vagina saya.
Pertama di bukanya lebar-lebar lalu diselipkanya lidahnya diantara liang vagina lalu seperti lidah ular lidahnya bergetar cepat menjilat-jilat itil saya. Itu benar-benar sensasi yang aneh. Belum pernah saya merasakan itu sebelumnya. Bahkan mas Aries belum pernah mengoral diriku seperti itu. Rasanya…sulit aku lukiskaaan
“Aauuggghhhh…ohhhhhh...” Saya mulai melenguh keenakan dan tampaknya mas Mantri tahu. Dan tanpa saya sadar dari tadi mas Hari yang pendiam sedang merekam kejadian itu menggunakan handycam mas Aries. Seolah tersadar saya kembali berontak. Ada rasa malu di dalam diri saya. Kenapa bisa-bisanya saya terangsang di oral pria bukan suami saya dan disaksikan serta direkam pula oleh orang lain
Saya kembali meronta tapi tiba-tiba... tarrrrrr… mas Mantri menampar keras di pipiku hingga terasa seolah-olah ada bekas telapak tangan dipipiku. Kemudian dia menjepit puting ku memelintir kemudian ditariknya keras keras sehingga sedikit membengkok kebawah rasanya benar-benar sangat sakit hingga hampir tak tertahankan dan cukup manjur kembali menghentikan perlawananku.
“Terus ngelawan pentil kamu copot…” katanya.
Kudengar mas Hari tertawa terkekeh-kekeh (terdengar suaranya sedikit menyeramkan pantas dia jarang ngomong) sambil terus merekam adegan itu.
“Sekarang mau anteng nggak…?” Mendengar itu saya langsung terdiam tapi ternyata dia tidak puas. “Mau anteng tidaaaakkk!” teriaknya sambil memelintir dan menarik puting ku keras-keras.
Sakit sekali... sayapun terpaksa menganggukkan kepala. Akhirnya dia mulai kembali memainkan itil ku dengan jari sementara mulutnya mengenyot kedua puting susu ku bergantian
“Ehhhhhhh aghhhhhhh massss Mantriiiiiii jangaaannnnnnnn...” kataku setengah meracau kenikmatan. Kulihat mas Mantri tau aku terangsang hebat sedang mas Hari kembali terkekeh… sambil terus merekam adegan itu. Akhirnya dengan rasa yang sangat malu… “Oeuuuuuhhhhhh masssss Mantriiiiiiiii sayaaaaaaaaaa hehhh keluarrrr,” tanpa sadar kata-kata itu terucap dari mulut saya. Memalukaaan, tapi itu kenyataaannya.
Mereka pun tertawa-tawa. Kulihat mas Mantri membuka celana dan bajunya dan... astaga, penisnya besar sekali. Rasa-rasanya hampir sepanjang 20 cm dan diameternya itu lohhh jauh dari milik mas Aries. Yang menakutkan adalah urat-uratnya yang terlihat menonjol.
Benar-benar pemandangan yang luar biasa menakjubkan tanpa sadar mataku terus memandang kesitu.
“Hehehe suka ya sini, jangan ngeliat dari jauh terus,” katanya sambil menarik saya duduk dan menyodorkan penisnya kemulut ku… “Ayo dikenyot. Awas kegigit saya hajar kamu.”
Saya begitu ketakutan belum pernah mas Aries minta dioral seperti ini. Dulu saya sering melihat di film BF tapi tidak menyangka harus melakukannya sendiri. Terhadap pria yang bukan suami sendiri lagi. Melihat saya ragu-ragu mas Mantri tiba-tiba menjambak rambut saya dan memaksa memsukan penis besarnya kemulut saya. Sehingga saya terpaksa mengulumnya.
Suatu gairah aneh muncul didalam diri saya ketika melakukannya. Mata saya melirik mas Hari yang tetap mengabadikan dengan serius adegan itu. Seolah-olah saya merasa diberi semangat oleh suporter, saya benar-benar mengulum dan mengemut penis itu sekuat kemampuan saya dengan HOT
“Eahhhhh terus Anggie. Terus pelacurrrrr…. ” Mendengar kata terakhir saya terkejut dan hampir berhenti. Tapi mas Mantri kembali menjambak rambut saya kuat-kuat dan menekan penisnya jauh ke dalam mulut saya. Hingga akhirnya saya terpaksa meneruskan. Tidak berapa lama tiba-tiba tubuhnya mengejang dan kepala saya ditariknya kuat-kuat sehingga penis itu masuk lebih dalam dan dia memuntahkan maninya didalam mulut saya. Rasa mual membayangkannya menyebabkan saya hampir memuntahkannya tapi seolah-olah dia mengetahui niat saya.
“Berani muntahin saya hajar kamu… sekarang kumur-kumur dulu lalu telannn…. Cepat!”
Saya dengan sedikit mual akhirnya saya mengumur-umur mani itu di mulut saya. Mas Mantri menyuruh mas Hari mendekatkan kameranya.
“Tahan dulu jangan ditelan…coba buka mulut kamu saya mau liat,” katanya saya melakukannya dan air mani itu mengalir sedikit keluar dari mulut ku.
“Cepat kumur2 lagi…” Aku pun mengumur. “Oke cukup, sekarang telan…”
Sekali lagi gairah aneh muncul apalagi kamera tetap merekam dari jarak sangat dekat. Kemudian mas Mantri menyuruh saya berbalik dalam posisi merangkak. Tiba-tiba dia memasukan penis besarnya kedalam vagina saya saya begitu terkejut dengan sensasinya. Saya memekik tertahan. Penis itu begitu padat dan keras. Terasa sangat penuh, saya benar-benar serasa dilangit. Dia mulai mengoyangkan pantatnya dengan cepat sehingga sayapun ikut bergoyang-goyan tapi tanpa sadar saya telah menyambut dengan antusias. Setiap sodokannya ini terbukti beberapa kali mas Mantri sengaja berhenti bergoyang dan saya terlambat berhenti bergoyang. Sehinga setiap ini terjadi mereka berdua tertawa keras.
“Sudah mulai menikmati ya …hahahah dasar pelacur murahan…”
Awalnya saya benar-benar merasa terpukul mendengar itu tetapi saya kembali dilingkupi perasaan aneh. Saya jadi lebih kencang bergoyang menyongsong kenikmatan dan tanpa terasa mas Mantri sudah berdiam, berhenti beroyang. Hanya saya yang bergoyang maju mundur penuh gairah… memalukan... Mereka tertawa-tawa. Mas Hari mendekatkan kamera ke wajah saya yang saya tahu pasti sedang terlihat sangat horny, terlihat dari reaksi mas Hari.
Tiba-tiba mas Mantri menahan gerakan pinggul saya. Saya seolah kesetanan masih berusaha bergoyang.
“Sabaarrr tahan dulu lonteee. Saya mau pakai cara lain aja.”
Lalu dia mencabut penisnya… plok… suaranya terdengar keras karena vaginaku sudah basah oleh cairan vaginaku sendiri. Dengan napas tersengal-sengal aku memperhatikan dia bangkit dan kemudian duduk dengan santainya di sofa milikku .
“Ke sini,” dia memangil aku sambil memberi isyarat agar aku menghampirinya dalam kadaan merangkak.
Setelah dekat dengan telunjuknya dia memberi isyarat kepadaku untuk berputar dan kemudian mengarahkan pantatku yang sedikit menungging kearah penisnya dan... sleppp... kembali penisnya masuk ke vaginaku. Badanku bergetar hebat ketika kepala jamur itu menghunjam dengan cepat ke dalam vagina ku.
“Eughhhh….” Aku melenguh. Hampir-hampir aku histeris karena nikmatnya. Setelah itu sambil dengan santainya dia duduk.
“Sekarang goyangkan pinggulmu kaya tadi, lonte,” katanya sambil menampar keras-keras pantatku. Aku demikian terkejut tapi tanpa disuruh dua kali aku segera bergoyang, maju mundur. Sedangkan dia tetap duduk dengan santainya sambil terus berulang-ulang menampar pantatku.
“Hari gue gemes banget sama ini pantat. Putih banget, kalah pantat cewe-cewe Korea.”
Yang diajak bicara tetap diam sambil mengambil gambar adegan itu.
“Aughhhhhhh…mas Mantri jangaaaaan siiiiiigghhhhksaaaa sayaaaa.”
Aku merasa tersiksa karena rangsangan yang hebat dan gairah aneh yang mengebu-gebu sedang dia dengan santainya duduk membiarkan saya yang bekerja maju mundur.
“Hahahahaha… terus pelacurrrr. Dasar cewe gatel. Ayooo kalo mau klimaks harus kamu sendiri yang raih…. Ughhtttttttt uenaaaakkk dasar lonteeee.”
Entah karena setan apa akupun makin cepat memacu gerakanku sampai tiba-tiba aku merasa tubuhku bergetar hebat. Belum pernah aku merasakan ini dengan mas Aries.
“Aughhhhhh mas Mantri saya keluaaaarrrrrr...” dan saya pun jatuh tersungkur dengan pantat menungging dan penis mas Mantri masi menancap dalam.
“Kurang ajar siapa yang suruh klimaks duluan…”
Kemudian dia membalik diriku hingga terlentang kemudian kedua kakiku diangkat keatas hingga lututku menyntuh payudara ku dan vaginaku terpampang lebar-lebar. Aku sudah lemas karena klimaks. Dia kemudian menacapkan kembali penisnya di vaginaku.
“Uuuggghhhhhhh mass…..” Sekali lagi rasa nikmat luar biasa menjalar ditubuhku membuat aku seperti mengambang di langit. Mungkin saat itu wajahku begitu horny sebab mas Hari kemali mendekatkan handycamnya ke wajahku. Pingulku terangkat tersentak-sentak oleh goyangan mas Mantri. Beberapa menit kemudian…
”Mmmmaaasss akuhhhh keluaaarrrrrrr!” Dan sekali lagi ribuan volt listrik seolah menjalar memberikan nikmat tiada tara. Melihat wajah ku tampaknya mas Mantri juga tidak tahan. Wajahnya tiba-tiba menegang kemudian dengan cepat dia mencabut penisnya dan kemudian tiba-tiba... crot…crot…crottt... dia menembakannya ke wajah dan tubuhku. Semua pejunyaaa...ahhhhh suatu sensasi aneh yang luar biasa sekaligus aku merasa murahan.
“Kamu bener-bener enak,” katanya sambil meraih tubuhku, memangku diriku seperti memangku anak kecil dengan diriku miring menghadap kesamping. Tangan kirinya melingkar kepinggangku, tangan kanannya mengelus-elus pipiku. Kemudian dia memaksa tangan kananku melingkar memeluk lehernya yang besar. Aku hanya tertunduk lemass. Mas Hari masih mengambil gambarku.
“Pagi ini sampai sini dulu ya lonte…” Aku pun mengangguk lemah.
“Sekarang jangan kamu bersihkan dirimu. Tunggu telpon dari saya,” katanya kemudian dia membaringakn diriku di sofa. Dia sendiri bangkit kemudian memakai pakaiannya. Kemudian kembali menghampiri saya.
“Tunggu disini jangan kenakan pakaianmu, jangan bersihkan tubuhmu.”
Aku mengangguk lemah. Sensasi aneh meremang di dalam diriku. Kemudian dia beranjak mendekati televisi yang dari tadi masih menayangkan adegan cintaku dengan mas Aries. Dia mematikan CDnya dan mengeluarkannya kemudian mengantungi di saku jaketnya
“Hari, bawa handycamnya,” sambil meberi isyarat kepada Hari untuk pergi meninggalkan rumahku, dan diriku yang telanjang dengan tubuh dan wajah dipenuhi seperma. Aku hanya bisa termenung tidak percaya. Aku mencapai orgasme yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Aku mencapainya dengan sedikit dipaksa….hmm sedikit…ya sedikit…mulanya memang dipaksa… Aku wanita murahan…. Membayangkan kejadian tadi dan fakta aku seperti wanita murahan aku hampir kembali orgasme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar