Ibu mereka telah tiada saat mereka masih duduk di sekolah dasar. Setelah Nyai Ambar sari meninggal, Pak Subarja merawat dan membesarkan mereka sendirian. Mantan kepala desa ini tak mau menikah lagi, lantaran cintanya yang begitu mendalam pada Nyai Ambar sari.
Hari kedua setelah Pak Subarja meninggal, masih banyak tamu yang berdatangan untuk mengucapkan bela sungkawa, dan pagi hari itu tak jauh dari rumah Pak Kades terlihat seorang laki-laki berkepala botak dan berbadan gendut dikawal dua orang pria berkulit gelap. Dia adalah Darso (55 thn) seorang mantan preman yang ditakuti di daerah Tegal Arum.
Dua tahun setelah keluar penjara kehidupan Darso mengalami peningkatan. Tidak heran karena ia mempunyai bisnis yaitu sebagai bandar judi togel yang mendatangkan keuntungan ratusan juta rupiah setiap bulannya. Selain itu ia juga adalah seorang rentenir yang kejam, yang tega mengambil harta orang yang meminjam uang kepadanya dan tidak sanggup mengembalikannya. Saat itu Darso mengawasi semua yang terjadi di rumah mantan kepala desa itu. Nampak seringai senyum licik tersungging di bibirnya. Lalu orang tua itu berjalan menuju rumah mantan kepala desa itu dan menemui ketiga putri Alm Subarja.
“Saya turut berbela sungkawa atas meninggalnya Ayahanda,” kata Darso dengan mimik wajah sedih.
“Terima kasih Pak Darso, mohon doa’nya aja semoga ayah kami tenang di alam sana,” kata Ratih mewakili keluarga.
“Bapak kalian itu adalah teman dekatku dan sudah kuanggap seperti saudara sendiri, jadi kalau ada apa apa dengan kalian, jangan sungkan-sungkan untuk datang kepadaku,”kata Darso.
“Sekali lagi terima kasih pada Pak Darso, atas perhatian yang begitu besar kepada keluarga kami,” kata Ratih
“Kalau begitu saya mohon diri, karena masih banyak yang harus saya kerjakan di luar sana,”kata Darso berpamitan kepada anak anak Subarja.
Darso meninggalkan rumah mantan kades Tegal Arum itu, di dalam mobilnya Darso masih membayangkan kecantikan anak anak Subarja.
“Hmmm….anak-anak Subarja memang cantik-cantik sama seperti ibunya. Suatu saat aku pasti bisa meniduri mereka semua, akan aku jadikan mereka budak-budakku..hmm,” kata Subarja dalam hati sembari tersenyum yang penuh kelicikan. Ia sudah menyiapkan sebuah rencana untuk menjebak mereka.
“Hmm…tunggu saja manis, aku pasti akan datang untuk kalian,” kata Darso dalam hatinya.
Di dalam mobil itu Darso melamun, ia sangat terobsesi sekali untuk mendapatkan ketiga putri Subarja, dan entah kenapa pikirannya teringat akan kejadian 12 tahun silam saat ia pertama kali meniduri Nyai Ambar Sari…..
12 tahun yang lalu...
Hujan deras yang mengguyur desa Tegal Arum malam itu membuat warga desa enggan untuk keluar rumah. Namun di antara derasnya air hujan yang turun nampak seseorang menyelinap masuk rumah kepala desa melalui pintu belakang. Langkahnya mengendap menuju kamar utama, dengan kelihaiannya orang itu berhasil membuka pintu kamar.
Di dalam kamar nampak seorang wanita tidur di ranjang sendirian. Wanita itu adalah Nyai Ambar Sari (27 thn), istri kepala desa Tegal Arum yakni Subarja (30 thn). Kebetulan waktu itu Pak Kades sedang tidak ada di rumah, karena tengah menghadiri undangan pernikahan kerabatnya di kota lain yang mengharuskannya untuk menginap beberapa hari. Nyai Ambar Sari adalah wanita yang sangat cantik dan paling cantik di daerahnya. Kulitnya yang bersih, kuning langsat, bodynya yang semlohay dengan ukuran payudara 36B. Sungguh sosok wanita yang didambakan oleh banyak pria.
Sementara itu penyusup yang masuk ke kamar Pak Kades berdecak kagum melihat kecantikan dan kemolekan Nyai Ambar Sari. Tangan kasarnya yang banyak ditumbuhi bulu bulu tipis mengelus wajah wanita cantik itu. Saat itulah Nyai Ambar Sari terbangun, dan kaget sekali melihat ada orang yang sudah berani masuk ke kamar pribadinya.
“Hahh…ka-kamu Kang Darso? Mm-mau apa kamu ..!”kata Nyai Ambar Sari yang terdengar gagap karena masih kaget.
“Hehe..tenang Nyai…jangan takut begitu…aku hanya ingin membuatmu senang malam ini…aku tahu Pak Kades sedang pergi..” kata orang itu yang tak lain adalah Darso (45 thn ) seorang kepala preman yang ditakuti di daerah itu.
“Pergi kamu dari kamarku ini atau aku akan teriak! Aku tidak sudi kamu ada di sini,” kata Nyai Ambar Sari membentak Darso.
“Hehe…kamu kelihatan semakin cantik kalo marah Nyai,” kata Darso sambil tangannya meraba payudara Nyai Ambar Sari
Diperlakukan seperti itu Nyai Ambar Sari pun marah secara spontan tangannya menampar wajah Darso. Plak! Wajah Darso memerah kena tamparan Nyai Ambar Sari, seketika itu juga darahnya langsung naik.
“Dasar lonthe..!!! Mau di ajak enak malah main kasar, baiklah kalau itu yang kau mau..aku tak akan segan segan berbuat kasar kepadamu,” kata Darso sambil menjambak rambut Nyai Ambar Sari dan menyeretnya turun dari ranjangnya.
Dengan pisau yang dibawanya ia merobek kebaya beserta bawahan yang di pakai Nyai Ambar Sari sehingga kini wanita cantik itu hanya tinggal mengenakan BH dan celana dalam saja. Darso menarik Nyai Ambar Sari ke depan meja rias, lalu ia putar tubuh wanita cantik itu agar menghadap ke arah cermin dan membelakanginya. Dengan gerakan ringan pria buruk rupa yang sudah dilanda nafsu syahwat itu menarik celana dalam milik Nyai Ambar Sari tanpa basa-basi.
Celana dalam Nyai Ambar Sari yang mungil merosot ke bawah melewati kakinya yang jenjang dan indah. Pantat bulatnya yang putih kini tinggi menantang sang pria buruk rupa. Kedua kaki wanita cantik itu lalu dibuka lebar, sehingga kelihatan liang kemaluan Nyai Ambar Sari yang merah merekah, Darso segera melepas celana kolornya dan seketika itu nampak batang penisnya yang hitam, berurat, penis dengan diameter 6,5 cm dan panjang 20 cm terlihat begitu gemuk dan sekarang menegang dengan kerasnya. Penis itu kini berada tepat di bibir kemaluan Nyai Ambar Sari.
Darso menggesek gesekkannya di belahan pantat Nyai Ambar Sari yang sekal dan bulat, sebentar kemudian jlebb... seluruh batang penis itu masuk ke dalam vagina Nyai Ambar Sari, lalu Darso menyetubuhi wanita cantik itu dengan kasar dan brutalnya.
“Aaaaaaauuuuuuuuuuuuwwwwww…sakitt...!” terdengar jerit kesakitan wanita cantik itu.
Nyai Ambar Sari merasakan sakit yang luar biasa pada selangkangannya. Ia disetubuhi dalam keadaan vaginanya masih kering karena tanpa proses foreplay terlebih dahulu ditambah lagi ukuran penis Darso yang terlalu besar untuk ukuran vaginanya. Walaupun wanita cantik itu sudah melahirkan tiga orang anak, tapi vaginanya masih terlalu sempit saat dimasuki penis gemuk milik Darso. Semakin lama gerakan Darso menjadi stabil, rasa sakit yang dirasakan oleh Nyai Ambar Sari di awal tadi kini sudah berganti dengan nikmat yang luar biasa.
“Akh,..akh…akh…akh…Ouggghhhh..” desah Nyai Ambar Sari.
Wanita cantik itu tidak percaya pada kenyataan yang dihadapinya bahwa dirinya kini malah menikmati perkosaan itu. Ia menjadi serba salah. Sementara itu Darso meresapi setiap kenikmatan yang direguknya, vagina sempit milik Nyai Ambar Sari seakan akan meremas remas batang penisnya.
“Aaaarrrgggghhhh... legit sekali tempikmu ini Nyai..ouuuggghhhh....”
Darso mengerang penuh kenikmatan sambil membisikan kata-kata kotornya ke telinga Nyai Ambar Sari. Ia mendekap erat tubuh wanita cantik itu. Bulu bulu yang tumbuh lebat di dadanya itu membuat geli Nyai Ambar Sari dan mendatangkan sensasi tersendiri buat Nyai Ambar Sari. Kini sudah tidak ada lagi penolakan dari wanita cantik itu, Darso memalingkan kepala Nyai Ambar sari ke arahnya. Ia memagut bibir merah merekah milik Nyai Ambar Sari dengan rakusnya.
Awalnya Nyai Ambar Sari menolaknya, karena tidak tahan dengan bau nafas Darso yang berbau rokok, tapi entah karena sedang dilanda nafsu birahi Nyai Ambar Sari membalas pagutan itu dengan liar pula sehingga persetubuhan itu terlihat begitu panas dan menjadi sebuah pemandangan yang sangat kontras sekali seorang wanita cantik seperti Nyai Ambar Sari disetubuhi dengan brutalnya oleh seorang pria gendut buruk rupa.
“Aaaaaaaarrrrggghhhh…aku keluar..” jerit kenikmatan Nyai Ambar Sari saat mencapai puncak kenikmatan.
Terasa olehnya cairan cintanya mengucur deras dan membasahi vagina miliknya dan penis gemuk milik Darso. Deru nafasnya terdengar begitu tersengal sengal, tubuhnya melemas. Darso menarik tubuh Nyai Ambar Sari yang masih terlihat lemas ke tepi ranjang dengan kedua kaki menjuntai kebawah. Kembali ia memasukkan penis gemuknya ke vagina Nyai Ambar Sari dan meletakkan kedua kaki wanita cantik itu di kedua pundaknya. Dengan gerakkannya yang kasar dan brutal, ia menyetubuhi wanita cantik tanpa memberikan kesempatan pada Nyai Ambar Sari untuk beristirahat.
Sementara kedua tangannya yang kasar meremasi kedua payudara Nyai Ambar Sari yang montok sambil sesekali mengenyoti keduanya secara bergantian. Cairan pelumas alami dari Nyai Ambar Sari membuat gerakan maju mundur Darso menjadi lancar, semakin lama semakin stabil. Tubuh Nyai Ambar Sari menggigil, ia merasakan kenikmatan yang begitu luar biasa, yang belum pernah ia dapatkan dari suaminya sendiri. Kedua bola matanya tampak memutih, tubuhnya melenting ke atas saat merasakan gelombang orgasme.
“Aaaaaaaarrrrrrrrgggghhhhhhhhh…” jeritan panjang Nyai Ambar Sari terdengar keras.
“Aaaaaarrrggghhh…aku juga keluar Nyai….terimalah pejuhku…ooouuugghh,” Darso juga menggeram penuh nikmat saat orgasmenya datang.
Cairan putih kental menyembur dari batang penisnya dan mengisi rahim wanita cantik itu, namun sebagian ada yang meluber keluar karena saking banyaknya cairan pejuhnya. Lalu cepat cepat Ia menarik keluar penisnya itu dan mengoleskan sisa sisa sperma yang masih melekat ke bibir Nyai Ambar sari sambil sesekali memukul-mukulkan batang penisnya ke bibir wanita cantik itu.
Nafas keduanya terdengar masih tersengal sengal. Darso merasa sangat puas sekali, seringai senyum nakal menyungging di bibirnya. Sambil mengenakan pakaiannya Ia berkata:
“Aku harap peristiwa ini tidak kau ceritakan kepada siapapun Nyai... karena kalau itu sampai terjadi aku tidak segan segan untuk menghabisi semua orang orang yang kau sayangi..”
Ancaman Darso itu membuat nyali Nyai Ambar Sari menjadi ciut. Ia tidak ingin itu sampai terjadi pada keluarga yang sangat ia sayangi. Demi keselamatan keluarganya Ia berniat memendam rahasia itu, toh ia juga menikmati perkosaan itu. Setelah selesai mengenakan pakaiannya Darso mengecup bibir wanita cantik itu, lalu pergi meninggalkannya. Tubuh Nyai Ambar Sari masih tergeletak di ranjangnya dalam keadaan bugil. Nampak cairan sperma milik Darso meleleh keluar dari vaginanya. Nyai Ambar Sari merasakan tubuhnya sangat lemas sekali. Tulang tulangnya serasa dilolosi dari tubuhnya, baru kali ini ia merasakan persetubuhan yang luar biasa.
Akhirnya ia tertidur dengan sendirinya. Keesokan harinya ia terbangun dengan tubuh yang terasa segar walaupun di selangkangannya masih terasa ngilu. Ia masih ingat peristiwa semalam yang secara tidak sengaja telah mengantarkan ia menjadi wanita yang haus sex. Semenjak saat itu Darso sering datang kepadanya dan meminta untuk berhubungan badan lagi, namun lagi lagi Nyai Ambar Sari tak mampu untuk menolaknya dan hubungan gelapnya dengan Darso tak ada seorang pun yang tahu kecuali mereka berdua.
Hubungan mereka semakin lama semakin dekat, bahkan tak jarang malah wanita cantik itu yang meminta disetubuhi dengan berbagai macam variasi gaya. Sungguh ia kini menjadi kuda betina yang binal bagi Darso. Selama ini kehidupan seksnya dengan suaminya tidak membuat dirinya terpuaskan, akhirnya ia lari pada Darso yang mampu memberinya kepuasan yang luar biasa. Hingga suatu hari terdengar kabar bahwa Darso telah masuk penjara dan akan menjalani hukuman selama 10 tahun penjara atas perbuatannya yang merampok dengan kekerasan. Setelah Darso masuk penjara kehidupan seks Nyai Ambar Sari terasa hambar. Namun Darso telah meninggalkan benih di rahimnya. Hingga saat ia melahirkan anak dari benih Darso, Nyai Ambar Sari meninggal bersama bayi yang dilahirkannya karena terlalu banyak mengeluarkan darah. Nyai Ambar Sari meninggalkan ketiga orang putri yang cantik cantik.
###
Bersambung ke bagian 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar