Sex Demi Kelulusan

"Pasti hari ini gua dipangil ke kantor kepsek lagi," pikir Fitri. Dia terus berjalan memasuki ruang kelasnya. Wajahnya yang putih tampak cantik dengan jilbab putihnya yang bersih.

Bel tanda di mulainya pelajaran berbunyi. Tak lama seorang guru memasuki kelas dimana gadis itu duduk.

"Selamat pagi, Pak," Sapa murid-muridnya serempak.
"Pagi," jawab guru itu yang kemudian melihat satu persatu anak didiknya.
"Fitri!" Suara guru itu menghentak gadis cantik berjilbab itu
"Ya, Pak," jawab Fitri.
"Kamu di panggil ke ruang kepala sekolah," kata guru itu.

Fitri sudah tahu sebelumnya, sudah telat satu minggu dia belum melunasi SPP nya. Apalagi bulan lalu dia masih menunggak. Dengan gontai Fitri bangun dari kursinya dan berjalan ke luar ruang kelasnya  Beberapa pasang mata teman-temannya mengikutinya.

Tok tok.. suara ketukan pintu di ruang kepsek terdengar.

"Masuk," begitu jawaban dari dalam ruang itu. Fitri membuka pintu ruang kepsek itu.
"Selamat pagi pak," sapa Fitri kepada kepala sekolahnya.

Kepala sekolah itu menatap Fitri, gadis cantik, kelas 1 SMU yang selalu berjilbab. Di usianya yang baru lima belas tahun, tercermin kecantikan dan ke elokan di wajahnya.

Hemm, apa yang ada di balik rok abu abu panjang, yang elo pakai Fitri? Guman kepsek itu dalam hati.

"Begini Fitri, soal pembayaran SPP..." kata kepsek itu.

"Maaf, pak.. orang tua saya belum punya uang," jawab Fitri.

"Tah, tapi peraturan, Fitri tidak bisa begitu. Kamu sudah menunggak, dan sekarang juga belum bayar. Kamu bisa dikeluarkan dari sekolah ini," kata kepsek itu.

"Tolong pak, beri saya waktu," iba Fitri.

"Ehm.. saya tahu, kamu murid yang pandai, sayang kalau sampai putus sekolah," jawab kepsek itu.

"Tolonglah pak..." iba Fitri lagi. Mata kepsek itu dengan jalang, menatap Fitri. Dia tersenyum dan berkata, "Fitri, kamu sudah punya pacar?"

Firi agak tercengang dengan pertanyaan kepala sekolahnya yang tidak relevan ini.

Fitri menjawab, "Tidak saya tidak punya pacar pak."
"Bagus... bagus," jawab kepsek itu.
"Kamu akan terus di sekolah ini, tidak usah bayar SPP, asal kamu mau bercinta dengan saya," kata kepsek itu.

Kuping Fitri terasa panas mendengar kata kata kepsek itu.

"Pak, maksud bapak apa?" kata Fitri.

"Hahaha, saya rasa kamu tahu, maksud saya, apa perlu saya perjelas?" kata kepsek itu lagi.

Fitri mengeleng, "Pak saya tidak bisa..."
"Kalau begitu, kamu di keluarkan dari sekolah ini sekarang juga!" bentak kepsek itu.

"Tapi... tapi... pak.. tolong jangan keluarkan saya," iba Fitri.
Kepsek itu tersenyum, "Fitri saya tidak sejahat itu, saya cuma ingin bersenang senang dengan kamu, sayang."

Fitri diam menundukkan kepalanya, di hatinya berkecamuk segala macam pikiran.

"Fitri, kalau kamu mau saya malah bisa, memberi kamu uang jajan setiap harinya," kata kepsek itu lagi.

Fitri hanya bisa diam, mulutnya tak mampu untuk berbicara. Dan kepsek itu mulai mendekatinya, dan tiba tiba mencium bibir Fitri.

Saat itu Fitri meronta, "Jangan pak. Jangan... saya gak mau..." Fitri lalu berlari ke arah pintu, tapi kepsek itu lebih sigap.

Pintu di ruangan itu berhasil ditahan oleh kepsek itu. Dan kepsek itu menarik tangan Fitri menjauh dari pintu itu, lalu mengunci pintu ruang itu. Fitri terus meronta, tapi kepsek itu menampar pipinya.

"Aduh!" jerit Fitri, dengan sebagian wajah cantiknya tertutup jilbab putih yang di kenakannya.

Lalu dengan kuat tubuh imut ABG itu dihempaskan ke sofa di ruang itu.

"Elo jangan macem macem, lebih baik turuti kemauan gua..atau gua akan siksa elo," ancam kepsek itu.

Fitri mulai panik, "Jangan saya tidak mau..lepaskan!" jeritnya.

Plak! Kepsek itu kembali menampar wajahnya, meninggalkan bekas memerah di pipinya.

"Ampun pak. Jangan..sakit..." erang Fitri sambil memegang pipinya
"Diam, jangan cerewet lo," kata kepsek itu yang sudah di kuasi nafsu birahinya.

Tangan kepsek itu dengan cepat melepas kancing baju seragamnya, satu persatu. Juga bra yang di kenakannya. Buah dadanya yang baru tumbuh itu menjadi santapan liar mata kepsek itu. Puting susunya yang kecil di sentuhnya,

Fitri kembali meronta, "Jangan pak..jangan..saya malu."

"Diam, mau gua tabok lagi loe..yah??" bentak kepsek itu. Fitri terdiam, air matanya mulai mengalir. Tiba tiba, puting susunya di cubit dan di tarik kepsek itu.

"Aduh..sakit. Jangan..sakit..ampun.." erang Fitri.

Kepsek itu menyeringai, "Yah terus menjerit, gua suka mendengarnya."

Kepsek itu terus mencubit, dan memilin-milin putting susu imut milik ABG itu, membuat Fitri merasa kesakitan. Lalau dia berhenti, dan mejilati putting susu Fitri dan menyusui di buah dada ABG itu.

"Ih..eh..jangan pak... ahh..." erang Fitri.

Rok panjang yang di kenakannya, mulai di naikkan ke atas terus sebatas pinggulnya. Fitri kini tak bisa berbuat apa apa, hanya pasrah, memperlihatkan ke mulusan pahanya.

Tangan kepsek itu pun mengelus elus, paha mulus dan licin itu, sambil matanya menatap selakanganan anak didiknya, yang masih terbungkus celana dalam pinknya itu.

"Benar benar bikin nafsu kamu," ujar kepsek itu.

Kemudian kedua belah kaki Fitri di buka lebar oleh Kepsek itu. Hidung Kepsek mendekati selangkangan celana dalam itu, dan menghirup aromanya.

"Hmmm, benar benar aroma perawan," puji Kepsek itu dengan menyeringai. Tangan kepsek lalu melepas celana dalam pink itu dan kembali melebarkan kedua belah kaki Fitri.

Mata Kepsek terbelak, menyaksikan vagina Fitri yang masih muda itu. Belahannya masih terasa sempit. Dengan bulu bulu halus yang baru tumbuh di bukit vaginanya.

Dengan dua jarinya Kepsek membelah bibir vagina itu, dan menemukan klitorisnya yang merah, serta liang vaginanya yang tampak rapat. Lidah kepsek pun menjulur, menjilati vagina Fitri.

"Ihhhh...ihhh. Jangan pak..geli..." erang Fitri, dengan tubuh yang mengeliat.

Lidah Kepsek terus saja, menyapu vaginanya. Bergerak cepat di klitorisnya yang terlihat semakinn tegang. Fitri pun terus menerus mengeliat, dan mengerang.

Tanpa terasa, birahi ABG itu pun terusik, dia merasakan nikmat yang baru pertama kali dirasakannya. Dari liang vaginanya yang perawan, terasa mulai di basahi oleh lendir birahinya.

Lidah Kepsek semakin liar menyapu vagina Fitri, dan akhirnya Fitri terangsang birahi.

"Ahhh sudah pak.. Fitri gak kuat pak... ahhh... sudah... ahh..." erang Fitri.

Kepsek itu menghentikan jilatannya dan memandang wajah cantik ABG berjilbab itu.
"Sudah..yang benar.. jangan pura pura, gua tahu elo suka di jilatin," kata Kepsek itu.

Wajah Fitri memerah. Lidah kepsek itu tiba tiba menjilati lagi klitorisnya.

"Eehhhh...ahhhh...ahhh.." Fitri kembali mengerang. Lidah itu terus menyapu dengan liar. Tak lama kepsek itu kembali bertanya pada Fitri, sambil menatap wajah cantik ABG berjilbab iitu, "Enak enggak Fitri sayang?"

Fitri tak menjawab dia memejamkan matanya.

"Eh kalau di tanya jawab dong! Enak enggak?!" Kepsek itu mengulangi pertanyaannya. Fitri menjawab singkat. "Enak," sambil menutup wajah cantiknya dengan jilbab putihnya.

"Ahhh...ahh.. pak..." erang Fitri ketika kembali merasakan lidah kepsek itu menyapu vaginanya. Dan kepsek itu terus menstimulasi klitoris Fitri yang tampak sudah semakin membesar karena birahinya. Liang vaginanya terus mengeluarkan lendir birahinya.

Tubuh Fitri terus mengeliat, merasakan kenikmatan. Kenikmatan yang baru pertama kali dirasakannya.

Tanpa sadar birahinya semakin memuncak, orgasme semakin mendekati, ada suatu desakan dalam tubuh Fitri. Lidah kepsek itu bergerak terus, dan tubuh Fitri tiba-tiba kejang, lalu mengejet beberapa kali.

"Aaahhh..enak sekali..." erang Fitri, tak bisa lagi menyembunyikan perasaannya.

Kepsek itu tahu jelas Fitri baru saja orgasme. Dia berhenti, dan membiarkan Fitri menikmati orgasmenya.

Entah mimpi apa Kepsek semalam, tapi dia merasa sangat beruntung, bisa menikmati tubuh muda belia gadis ini. Dengan segera Kepsek melepas celananya sekaligus kolor hitamnya. Penisnya langsung mencuat, tegang sekali.

Kepsek menyodorkan penis itu di mulut Fitri. Tapi Fitri membuang muka, merasa jijik dengan benda asing, yang baru pertama kali dilihatnya itu.

"Fitri, ayo gantian dong," bujuk kepsek itu. Kepsek itu memegang tangan Fitri, dan membawanya ke batang penisnya yang sudah tegang itu.

Fitri meraba raba penis itu. Mata kepsek merem melek, ketika batang penisnya di remas jari jari lembut Fitri.

"Aahhh.. ahh..enak..." erang Kepsek. Tangan Fitri terus meremas batang penis kepsek itu. Fitri pun merasakan sensasinya.

"Fitri sayang, jilat in dong... ayo," pinta kepsek itu. Tapi Fitri terlihat ragu sekali. Tapi kepsek itu terus membujuknya. Akhirnya Fitri menjulurkan lidahnya, dan menjilati batang penis itu.

Karena Fitri belum pengalaman, maka kepsek itu segera menarik penisnya. Kepsek itu yang sudah bernafsu segera mengarahkan penis itu ke vagina Fitri. Kepala penis itu, menempel di liang vagina Fitri. Perlahan, penis yang besar itu di tekan masuk ke dalam liang vagina Fitri.

"Aaawww.. Sakit pak...ampun....setop!" jerit Fitri, ketika penis Kepsek yang besar itu menerobos masuk liang vaginanya, merobek selaput daranya.

Fitri mengigit bibirnya menahan rasa sakit di vaginanya, dan kepsek itu terus menekan hingga penisnya mentok di dalam liang vagina Fitri. Perlahan kepsek, menarik keluar penisnya dari liang vagina Fitri, disertai erangan Fitri.

"Gila, enak bener memek elo sayang," Kepsek melenguh, sambil terus mengerakkan penisnya dalam vagina Fitri. Kepsek itu merasa nikmat sekali, tapi Fitri merasakan kesakitan sekali.

Vaginanya yang perawan, dilukai oleh penis kepsek itu yang cukup besar. Tangan Fitri mengcengkram ujung sofa kulit di ruang itu. Dari mulutnya terdengar erangan kesakitan. Raut mukanya meringis ringis menahan sakit dan pedih di vaginanya.

Sementara kepsek itu terus mengerakkan batang penisnya keluar masuk liang vagina ABG itu penuh nafsu. Nafasnya ngos-ngosan, keringat membahasi dahinya.

Penis itu terus menusuk nusuk liang vagina Fitri.
"Aduh..sakit..sudah pak. Sakit sekali," erang Fitri. Tapi kepsek itu tidak peduli, hasratnya harus terpenuhi.

Tubuh Fitri menjadi lemas, saat mendekati ejakulasinya, gerakan kepsek itu semakin liar. Penisnya dihentak-hetakan dalam liang vagina Fitri. Fitri menjerit setiap kali batang penis itu menghentak dalam liang vaginaya, "Aduh..sakit..."

Untunglah tak lama kemudian penis besar itu berhenti bergerak. Penis itu diam dalam liang vagina Fitri. Dan Fitri bisa merasakan sperma kepsek itu membajiri liang vaginanya. Perlahan penis kepsek itu terlepas dari liang vaginanya.

Tampak sperma mengalir keluar dari liang vagina Fitri yang memar memerah. Ada bercak darah di vaginanya. Kepsek itu memberinya tisuue, "Ini di lap, tuh memek," kata kepsek itu.

Sambil melap vaginanya, air mata Fitri mengalir.

"Udeh gak usah nangis segala," kata kepsek itu.

Fitri pun segera memakai kembali pakaiannya, merapikan jilbabnya yang acak acakkan. Lalu dia berjalan ke arah pintu.

"Fitri, ini buat lo jajan," kata kepsek itu, sambil memberikan beberapa lembar uang lima puluh ribuan.

"Loe jangan takut, loe akan tetap sekolah disini," kata Kepsek itu. Fitri menatap kepsek itu.

"Oh iyah, jangan lupa besok elo kemari lagi yah," kata kepsek itu.

Fitri hanya diam, lalu kepsek itu membuka pintu ruang itu, dan Fitri berjalan dengan kepala tertunduk kembali ke kelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar